J o h N o t e

j o h N o t e:

It’s New!


Ternyata menulis tidaklah mudah. Salah satu tantangan terberatnya adalah konsistensi, yang notabene juga menjadi penantang kelas berat bagi seabrek aktivitas lain. Ada banyak ide yang sebenarnya mengalir dalam apa yang saya sebut sebagai ‘sungai kognitif’, ide-ide yang siap tersaji dalam aksara kaya makna, yang diharapkan bisa memberi pencerahan dan bisa melahirkan apa yang saya sebut sebagai ‘momen aha!’ bagi kita semua. Namun kemudian jalan keluar aliran tersebut tersumbat, tersekat, dan terhambat. Sumbat tersebut –seperti yang sudah saya perkenalkan di awal- ialah konsistensi. Sekat yang lain adalah kreativitas menulis, yang dalam waktu lebih dari enam bulan terakhir ini menjadi barang langka buat saya.


Menulis, di sisi lain, bagi saya adalah passion, yang walaupun dalam kurun waktu yang berlalu dia sudah mati suri karena kehabisan asupan gizi konsistensi dan kreativitas, namun ternyata tetap ada dalam diri dan kembali memanggil saya untuk melanjutkan usaha berbagi inspirasi dan melukis warna warni di jiwa kita.


Dalam tahapan hidup saya sekarang, menulis juga berarti proses bertumbuh. Itulah penjelasan atas berubahnya style tulisan saya. Ada beberapa tulisan dari J o h N o t e yang dengan pertimbangan tertentu tetap saya sertakan di sini. Ini tulisan yang sama mengenai kehidupan, yang tetap dihadirkan dengan penuh rasa cinta pada kita semua, pada kehidupan dan Hidup itu sendiri. Inilah j o h N o t e.

Saturday, January 10, 2009

PuisiPuisiPilihan

MERASA


engkau menaruh rona di hati saat jiwaku bernyanyi tentangmu

engkau memeluk hangat kalbuku, melukis indah anganku saat mataku berbinar mengenangmu

ah, kaupun menggugah resah, mengoyak siang malamku

kau menghela waktuku lambat... lambat bergulir, membentur dinding-dinding sepi, berujung hitam kelam mentari

kau menaruh rona di hati, memeluk hangat kalbuku kala jiwaku bernyanyi tentangmu

mengapa aku? dan mengapa kamu?

rasa ini... mengapa?



DI ATAS SATU TANYA

aku memeluk malam yang berbisik mesra di sisi hatiku dan bergelayut manja di tepian satu tanya: ”mengapa?”

ah, malam, engkau membawa anganku berdansa di titian waktu tak bertepi

saat itu, tatkala malam masih di sana, bercumbu denganku

aku teguh berdiri, berpijak pasti di atas satu tanya:

”mengapa?”



PADA HATIKU

putri, engkau turun ke bumi dan menjejak pasti pada satu hati

di sana kau menorehkan rindu menembus waktu, dahaga tak bermuara, dan satu rasa... tanpa nama...



KARENAMU

malam itu engkau datang tanpa pesan

engkau datang berpacu dalam deru tak tertuju

dan aku diam, menggigil sepi, dan mati, karenamu...



SATU TANYA

engkau hadir dalam kelana jiwa yang berdesak dalam benak

auramu menyeruak, memeluk hangat padang salju alaskaku

aku tenggelam dalam dasar bermuara ragu, mabuk kepayang anggur kahyangan

matamu bak mentari alam tropis, menyapa hangat padang ilalang tak bertuan di relung hatiku

ah, aku terbuai, terbang dan berdansa dengan awan putih seiring dendang cinta angin malam, dan aku tertambat dalam renda tanya:

”putri, engkaukah itu?”



SAAT KAU MENYAPA

dalam dingin malam yang merapat tanpa sekat

engkau merambat cepat melawat aku yang larut dalam pekat

kau hadir tanpa pesan, menjejak berjuta kesan

dingin malam tanpa sekatpun bercelah oleh hangatmu yang merekah

dan aku kau peluk erat, berbagi kisah menjalin gundah

dia yang di sana, dia yang di sini kau bawa serta padaku di sepinya kalbu



AKU . . . PADAMU

bisu kalbuku bersenandung tentangmu yang mabuk kepayangkan aku

aku menghitung yang tak terkira, menjamah yang tiada,

dan luruh dalam beku, menggoreskan parasmu di laras kalbuku

tiadamu hadirkan kelana jiwa, hadirmu sesatkan aku dalam nirwana

kan terus kuhitung yang tak terkira, memeluk erat yang tiada,

dan lebur dalam atmosfermu, bersinar di langit malammu



*(all poems are written by John, these 7 poems are his favorite poems among other poems that he wrote during 2001-2008 and never been published before)